
Daun Kari/Salam Koja
(Murraya koenigii L. Spreng)
(Murraya koenigii L. Spreng)
Manfaat Herbal Tanaman Daun Kari
Tanaman daun kari, dikutip dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id, secara tradisional telah lama digunakan masyarakat sebagai bahan baku untuk formulasi obat tradisional. Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun kari banyak mengandung senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat.
Daun kari mengandung senyawa alkaloid, glikosida, saponin, flavonoid, juga berbagai mineral dan mengandung minyak atsiri. Daun kari digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, antara lain diabetes, anemia, kolesterol, darah tinggi, ginjal, diare, antioksidan, antimikroba, dan kaya zat besi serta tonik.
Menurut Fachraniah dkk, dari Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe , yang meneliti ekstraksi antioksidan dari daun kari, daun itu mengandung banyak komponen yang bermanfaat untuk kesehatan. Salah satu komponennya adalah antioksidan yang termasuk dalam golongan senyawa protein polifenol.
Antioksidan bermanfaat untuk menghambat aktivitas radikal bebas dan membantu proses pertumbuhan dalam tubuh, serta mengganti sel-sel yang rusak. Dari hasil penelitian tersebut ekstrak air daun kari memiliki manfaat untuk mengatasi anemia, menurunkan kolesterol, mengobati diare dan mengatasi diabetes, karena mempunyai efek sebagai antioksidan, antidiabetes, antimikroba, anti-inflamasi dan antihiperkolesterolemia .
Daun kari, dikutip dari usu.ac.id, adalah sumber vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin B2, kalsium, dan besi dalam jumlah banyak. Daun kari segar berwarna hijau jika dimakan mentah dapat menyembuhkan disentri.
Daun kari juga bermanfaat bagi wanita yang menderita kekurangan kalsium seperti osteoporosis serta dapat mengatasi mual dan muntah akibat gangguan pencernaan. Daun kari sangat efektif untuk mengobati tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol, luka bakar, erupsi kulit dan katarak.
Selain daunnya, akar tanaman kari dapat digunakan untuk mengobati penyakit ginjal.
Tanaman daun kari, dikutip dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id, secara tradisional telah lama digunakan masyarakat sebagai bahan baku untuk formulasi obat tradisional. Kandungan kimia yang terdapat di dalam daun kari banyak mengandung senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat.
Daun kari mengandung senyawa alkaloid, glikosida, saponin, flavonoid, juga berbagai mineral dan mengandung minyak atsiri. Daun kari digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit, antara lain diabetes, anemia, kolesterol, darah tinggi, ginjal, diare, antioksidan, antimikroba, dan kaya zat besi serta tonik.
Menurut Fachraniah dkk, dari Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe , yang meneliti ekstraksi antioksidan dari daun kari, daun itu mengandung banyak komponen yang bermanfaat untuk kesehatan. Salah satu komponennya adalah antioksidan yang termasuk dalam golongan senyawa protein polifenol.
Antioksidan bermanfaat untuk menghambat aktivitas radikal bebas dan membantu proses pertumbuhan dalam tubuh, serta mengganti sel-sel yang rusak. Dari hasil penelitian tersebut ekstrak air daun kari memiliki manfaat untuk mengatasi anemia, menurunkan kolesterol, mengobati diare dan mengatasi diabetes, karena mempunyai efek sebagai antioksidan, antidiabetes, antimikroba, anti-inflamasi dan antihiperkolesterolemia .
Daun kari, dikutip dari usu.ac.id, adalah sumber vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin B2, kalsium, dan besi dalam jumlah banyak. Daun kari segar berwarna hijau jika dimakan mentah dapat menyembuhkan disentri.
Daun kari juga bermanfaat bagi wanita yang menderita kekurangan kalsium seperti osteoporosis serta dapat mengatasi mual dan muntah akibat gangguan pencernaan. Daun kari sangat efektif untuk mengobati tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol, luka bakar, erupsi kulit dan katarak.
Selain daunnya, akar tanaman kari dapat digunakan untuk mengobati penyakit ginjal.
Kegunaan daun kari yang cukup penting adalah dapat melarutkan penumpukan kalsium dalam tubuh yang menyebabkan jaringan sendi dan arteri menjadi keras dan tidak dapat diserap oleh tubuh sehingga terbentuknya batu ginjal.
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, meneliti aktivitas antibakteri etanol daun kari terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas sp. Hasil penelitian menunjukkan penghambatan yang terjadi pada bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas sp. Hal ini membuktikan daun kari mengandung senyawa aktif yang bersifat antibakteri, seperti flavonoid, fenol, alkaloid, dan saponin.
Sedangkan tim peneliti dari Sekolah Ilmu Farmasi, Universitas Nasional Jaipur, Jaipur India, dan Institut Farmasi, Universitas Nirma, Ahmedabad India, meneliti ekstrak daun kari memiliki aktivitas anti-inflamasi (anti radang), dan analgesik pada tikus albino. Hasilnya menunjukkan manfaat potensial dari daun kari (Murraya koenigii) dalam mengobati kondisi yang berhubungan dengan nyeri inflamasi.
Tumbuhan ini juga memiliki potensi hipoglikemik. Hal ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler, Universitas Madras, Chennai, Tamil Nadu, India. Mereka meneliti efek anti-diabetes daun Murraya koenigii pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin.
Hasil penelitian menunjukkan Murraya koenigii memiliki potensi hipoglikemik yang signifikan secara statistik pada tikus diabetes yang diinduksi STZ. Ekstrak Murraya koenigii tampaknya lebih efektif daripada glibenklamid, obat antidiabetes yang dikenal.
Tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, meneliti aktivitas antibakteri etanol daun kari terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas sp. Hasil penelitian menunjukkan penghambatan yang terjadi pada bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas sp. Hal ini membuktikan daun kari mengandung senyawa aktif yang bersifat antibakteri, seperti flavonoid, fenol, alkaloid, dan saponin.
Sedangkan tim peneliti dari Sekolah Ilmu Farmasi, Universitas Nasional Jaipur, Jaipur India, dan Institut Farmasi, Universitas Nirma, Ahmedabad India, meneliti ekstrak daun kari memiliki aktivitas anti-inflamasi (anti radang), dan analgesik pada tikus albino. Hasilnya menunjukkan manfaat potensial dari daun kari (Murraya koenigii) dalam mengobati kondisi yang berhubungan dengan nyeri inflamasi.
Tumbuhan ini juga memiliki potensi hipoglikemik. Hal ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler, Universitas Madras, Chennai, Tamil Nadu, India. Mereka meneliti efek anti-diabetes daun Murraya koenigii pada tikus diabetes yang diinduksi streptozotocin.
Hasil penelitian menunjukkan Murraya koenigii memiliki potensi hipoglikemik yang signifikan secara statistik pada tikus diabetes yang diinduksi STZ. Ekstrak Murraya koenigii tampaknya lebih efektif daripada glibenklamid, obat antidiabetes yang dikenal.
sumber : satuharapan
KWT MINA TANI LESTARI